capoeiravadiacao.org Kota Manokwari, Papua Barat, diguncang oleh kasus pembunuhan keji yang melibatkan seorang pria bernama Yahya Himawan (29). Ia tega menghabisi nyawa Aresty Gunar Tinarda (38), istri seorang pegawai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Manokwari.
Motif di balik aksi sadis ini mengejutkan banyak pihak — pelaku ternyata terlilit utang akibat judi online (judol).
Dalam waktu kurang dari satu hari, pihak kepolisian berhasil mengungkap identitas pelaku dan motif di balik pembunuhan tersebut. Kapolresta Manokwari, Kombes Ongky Isgunawan, menjelaskan bahwa kasus ini menjadi bukti nyata betapa berbahayanya dampak kecanduan judi online terhadap mental dan moral seseorang.
Kronologi Peristiwa di Reremi Puncak
Peristiwa mengenaskan itu terjadi di rumah korban yang berlokasi di kawasan Reremi Puncak, Manokwari. Menurut hasil penyelidikan, pelaku datang ke rumah korban dengan dalih ingin meminjam uang. Yahya sudah mengenal korban sebelumnya, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan saat datang berkunjung.
Namun, ketika korban menolak memberikan uang, situasi berubah drastis. Emosi Yahya memuncak, dan ia melakukan tindakan brutal. Korban dianiaya secara sadis dengan cara ditusuk di bagian dada, dipukul, lalu mulutnya ditutup hingga tak bisa bernapas.
“Pelaku menusuk korban di bagian dada, memukul, dan menutup mulut korban hingga meninggal dunia,” ujar Kapolresta Ongky dalam konferensi pers.
Setelah memastikan korban tidak bernyawa, pelaku berusaha menutupi perbuatannya. Ia memasukkan jasad korban ke dalam kontainer plastik berwarna pink, lalu menggunakan ponsel korban untuk memesan jasa mobil angkut barang.
Upaya Pelaku Menyembunyikan Kejahatan
Aksi pelaku tidak berhenti sampai di situ. Ia mencoba mengelabui petugas dengan membuat seolah-olah korban masih hidup. Melalui ponsel korban, pelaku sempat mengirim pesan singkat ke beberapa kenalan korban agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Namun langkahnya tidak berjalan mulus. Sopir angkut yang dipesan merasa curiga karena permintaan pengiriman barang datang dari rumah yang terlihat sepi dan tertutup. Ketika polisi mendapat laporan warga tentang bau menyengat dan aktivitas mencurigakan, tim segera melakukan pengecekan.
Hasilnya, mereka menemukan jasad korban dalam kondisi mengenaskan di dalam kontainer plastik. Beberapa jam kemudian, pelaku berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya tak jauh dari lokasi kejadian.
Motif Ekonomi dan Jeratan Judi Online
Dalam pemeriksaan awal, Yahya mengaku nekat membunuh karena desakan ekonomi dan utang besar akibat judi online. Ia mengaku kehilangan banyak uang dari berbagai permainan daring dan terjebak dalam lingkaran utang ke sesama pemain serta rentenir.
Kecanduan tersebut membuatnya kehilangan kendali dan nekat melakukan kejahatan demi mendapatkan uang cepat. “Motifnya jelas karena utang akibat judi online. Pelaku mengaku putus asa,” kata Kombes Ongky.
Polisi menilai kasus ini sebagai puncak dari krisis moral dan ekonomi akibat praktik perjudian daring yang semakin meresahkan. Banyak pelaku kejahatan akhir-akhir ini berasal dari latar belakang serupa: terlilit utang karena kalah bermain judol.
Dampak Sosial dan Psikologis Judi Online
Fenomena judi online kini menjadi ancaman serius di berbagai daerah Indonesia, termasuk Papua Barat. Berdasarkan data kepolisian, banyak kasus kriminal seperti pencurian, penipuan, hingga pembunuhan bermula dari kecanduan game taruhan digital.
Psikolog forensik menjelaskan bahwa pemain judi online cenderung mengalami gangguan kontrol diri, kehilangan fokus, dan mencari jalan pintas ketika terlilit masalah finansial. “Judi online menimbulkan efek ketagihan seperti narkoba. Otak mengejar sensasi kemenangan, padahal secara ekonomi malah merugi,” ujar salah satu ahli psikologi kriminal.
Dalam kasus Yahya, dorongan untuk menutup utang dan tekanan mental karena kalah taruhan membuatnya kehilangan empati dan logika. Ia tidak lagi memikirkan akibat, baik hukum maupun moral, dari tindakannya.
Penegakan Hukum dan Respons Publik
Setelah penangkapan, polisi menetapkan Yahya Himawan sebagai tersangka utama dan menjeratnya dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan serta pasal tambahan terkait pencurian dan penghilangan jejak kejahatan. Ia terancam hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati, tergantung hasil persidangan.
Kepolisian juga berencana melakukan tes kejiwaan dan pemeriksaan toksikologi untuk memastikan kondisi mental pelaku saat melakukan aksi brutal tersebut. Di sisi lain, publik Manokwari mengecam keras tindakan keji ini. Warga menggelar doa bersama di lingkungan tempat tinggal korban sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan terakhir.
Pemerintah daerah pun ikut bereaksi. Mereka menyerukan kampanye anti-judi online dan mengimbau masyarakat agar tidak tergoda oleh iming-iming keuntungan cepat dari permainan daring. “Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa judi online bukan hiburan, melainkan racun sosial yang menghancurkan keluarga,” ujar perwakilan Dinas Sosial setempat.
Penutup: Pelajaran dari Tragedi Manokwari
Tragedi pembunuhan Aresty Gunar Tinarda meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Kasus ini menggambarkan betapa kecanduan judi online dapat menghancurkan kehidupan seseorang hingga tega menghilangkan nyawa orang lain.
Pemerintah bersama aparat penegak hukum kini diharapkan semakin tegas memberantas praktik perjudian daring yang kian marak. Selain penindakan hukum, perlu edukasi dan pencegahan di tingkat masyarakat agar generasi muda tidak terjebak dalam ilusi kekayaan instan.
Kasus Yahya Himawan menjadi peringatan keras bagi semua pihak: utang akibat judi online tidak hanya memiskinkan, tetapi juga bisa menjerumuskan seseorang pada kejahatan paling kejam — merampas nyawa manusia.

Cek Juga Artikel Dari Platform infowarkop.web.id
