capoeiravadiacao.org Pemerintah Provinsi Gorontalo kini tengah melaksanakan asesmen Profiling Aparatur Sipil Negara (ProASN) di Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Kepegawaian Negara (BKN) wilayah Gorontalo. Kegiatan ini diikuti oleh 346 peserta yang terdiri dari pejabat pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas, serta sejumlah pejabat fungsional dan pelaksana.
Tujuan dari pelaksanaan asesmen ini adalah untuk memetakan potensi, kompetensi, dan karakteristik aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov Gorontalo. Dengan adanya pemetaan yang komprehensif, pemerintah daerah diharapkan mampu menempatkan ASN secara lebih tepat sesuai kemampuan dan latar belakang profesional masing-masing.
Asesmen dilakukan melalui beberapa tahapan, mencakup pengukuran potensi psikologis, kompetensi manajerial, kemampuan sosial kultural, serta literasi digital. Proses ini dirancang agar hasil yang diperoleh bisa menjadi dasar pengambilan keputusan yang objektif dalam sistem merit kepegawaian.
Gubernur Tekankan Pentingnya Hasil Asesmen
Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, yang turut hadir meninjau jalannya asesmen, menegaskan bahwa hasil dari kegiatan ini akan menjadi rujukan utama dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
“Untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama sudah tentu akan kita ambil dari hasil asesmen ini. Kita akan lihat profil dan kompetensinya seperti apa. Begitu juga untuk pejabat administrator dan pengawas, kita akan pelajari petanya berdasarkan hasil asesmen,” ujar Gusnar.
Ia menambahkan bahwa hasil asesmen ProASN akan dimanfaatkan secara menyeluruh untuk mendukung penerapan Sistem Merit, di mana pengangkatan, rotasi, maupun promosi jabatan didasarkan pada kompetensi dan kinerja, bukan sekadar senioritas atau kedekatan personal.
Kaitan dengan Struktur Organisasi Baru
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa hasil asesmen akan diintegrasikan dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru Pemerintah Provinsi Gorontalo. SOTK baru tersebut telah diterima dari Kementerian Dalam Negeri dan saat ini sedang melalui tahap konsultasi dengan Panitia Khusus DPRD Provinsi Gorontalo untuk mendapatkan pertimbangan teknis sebelum ditetapkan menjadi peraturan daerah.
“Dari sekian banyak OPD, memang ada beberapa perubahan nama dan nomenklatur. Itulah yang perlu disahkan melalui peraturan daerah. Untuk OPD yang tidak mengalami perubahan cukup diatur melalui peraturan gubernur,” jelasnya.
Dengan adanya SOTK baru ini, Pemprov Gorontalo berupaya menciptakan struktur birokrasi yang lebih efisien dan adaptif terhadap tantangan pembangunan daerah. Setiap pejabat nantinya akan ditempatkan berdasarkan hasil asesmen agar fungsi organisasi berjalan optimal.
Tujuan dan Manfaat ProASN
Program ProASN merupakan bagian dari kebijakan nasional yang digagas oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam rangka mempercepat penyediaan data potensi dan kompetensi ASN di seluruh Indonesia. Melalui asesmen ini, setiap ASN akan memiliki profil kompetensi yang terekam secara digital, sehingga memudahkan pemerintah pusat maupun daerah dalam melakukan Manajemen Talenta Nasional.
Asesmen ini tidak hanya menilai kemampuan teknis dan administratif, tetapi juga memotret kepribadian, kemampuan beradaptasi, gaya kepemimpinan, dan preferensi karir. Dengan pendekatan holistik, pemerintah dapat menempatkan seseorang di jabatan yang sesuai dengan potensi terbaiknya.
Gusnar menegaskan bahwa Gorontalo berkomitmen mendukung penuh penerapan manajemen talenta ini. “Kami ingin memastikan seluruh pejabat yang mengisi jabatan strategis memiliki kompetensi yang mumpuni dan integritas yang tinggi. Asesmen ini menjadi langkah awal menuju birokrasi yang profesional dan berkinerja tinggi,” tuturnya.
Dampak terhadap Reformasi Birokrasi
Pelaksanaan asesmen ProASN di Gorontalo juga merupakan bagian dari reformasi birokrasi nasional. Dengan sistem berbasis data dan hasil asesmen yang objektif, pemerintah daerah dapat memperkuat tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bebas dari praktik nepotisme.
Selain itu, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada ASN untuk mengetahui peta kekuatan dan kelemahan diri sendiri, sehingga mereka bisa meningkatkan kapasitas sesuai bidang kerjanya. Setiap peserta akan menerima laporan hasil asesmen yang berisi rekomendasi pengembangan karir, pelatihan, dan kebutuhan peningkatan kompetensi.
Menurut salah satu peserta, asesmen ini memberikan pengalaman baru yang sangat bermanfaat. “Kami jadi tahu kemampuan diri kami diukur secara ilmiah. Hasilnya nanti bisa membantu kami untuk memperbaiki kinerja dan beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan,” ujarnya.
Integrasi dengan Teknologi dan Sistem Data
Selain pengukuran kompetensi manual, kegiatan asesmen ProASN juga memanfaatkan sistem berbasis digital. Seluruh data peserta akan dikumpulkan ke dalam platform manajemen ASN terpusat milik BKN, yang nantinya dapat diakses oleh setiap pemerintah daerah sesuai kewenangannya.
Dengan digitalisasi ini, Pemprov Gorontalo akan memiliki bank data kompetensi ASN yang akurat dan dapat diperbarui secara berkala. Hal ini menjadi fondasi penting dalam pengambilan keputusan strategis, terutama saat terjadi rotasi jabatan, pengisian posisi kosong, maupun seleksi terbuka.
Harapan ke Depan
Gubernur Gusnar berharap agar kegiatan asesmen ProASN ini menjadi pembuka jalan menuju birokrasi yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ia mengingatkan agar seluruh pejabat ASN memanfaatkan hasil asesmen ini untuk introspeksi dan pengembangan diri.
“Birokrasi kita harus berubah. ASN dituntut bukan hanya bekerja sesuai rutinitas, tetapi juga memiliki visi dan inovasi. Dengan hasil asesmen ini, kita akan tahu siapa yang tepat di posisi yang tepat,” pungkasnya.
Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen menjadikan hasil ProASN sebagai pijakan dalam setiap kebijakan pengisian jabatan. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat profesionalisme ASN sekaligus mempercepat terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif dan berintegritas.

Cek Juga Artikel Dari Platform ngobrol.online
