capoeiravadiacao – Pasar kripto kembali diguncang fluktuasi harga tajam, kali ini datang dari aset Arbitrum (ARB) yang mencatat penurunan signifikan dalam 24 jam terakhir. Harga token berbasis jaringan Layer-2 Ethereum itu anjlok hampir 9% ke kisaran US$0,79 setelah kabar tentang jadwal token unlock besar-besaran yang akan berlangsung pekan ini. Fenomena tersebut menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan investor, dengan potensi meningkatnya tekanan jual dalam waktu dekat.
Menurut data dari TokenUnlocks, sekitar 92 juta ARB — setara dengan lebih dari US$73 juta berdasarkan harga pasar saat ini — akan dilepaskan ke sirkulasi publik pada 10 Oktober 2025. Pelepasan ini mencakup distribusi kepada tim pengembang, investor awal, serta ekosistem komunitas. Jumlah yang cukup besar tersebut dinilai berpotensi menekan harga karena meningkatnya pasokan di pasar dalam waktu singkat.
Analis kripto dari Nansen Research, Luca Werner, menjelaskan bahwa peristiwa token unlock sering kali diikuti dengan aksi ambil untung dari pemegang awal. “Ketika suplai baru masuk ke pasar sementara permintaan tidak meningkat sepadan, harga cenderung terkoreksi. Ini pola klasik yang sudah sering kita lihat pada proyek lain seperti Optimism dan Avalanche,” ujarnya dalam laporan riset harian.
Sejak awal Oktober, harga Arbitrum sebenarnya menunjukkan tren positif setelah sempat naik dari level US$0,72 menuju US$0,88. Namun, momentum bullish tersebut mulai melemah setelah investor besar (whales) terpantau memindahkan sejumlah besar token ke bursa kripto. Data on-chain dari Lookonchain mengungkapkan bahwa dalam dua hari terakhir, lebih dari 15 juta ARB dikirim dari dompet institusional ke beberapa bursa besar seperti Binance dan OKX.
Langkah itu memperkuat sentimen negatif pasar. Trader ritel mulai mengikuti aksi jual, sementara volume transaksi meningkat tajam hingga 120% dibandingkan rata-rata harian. Kondisi ini menandakan meningkatnya ketidakpastian di kalangan investor jangka pendek.
Meski demikian, beberapa analis melihat pelemahan ini justru bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang. “Arbitrum masih menjadi salah satu proyek Layer-2 paling kuat dalam ekosistem Ethereum, dengan aktivitas transaksi dan jumlah pengguna yang stabil. Jika tekanan jual akibat unlock ini bersifat sementara, maka harga bisa pulih dalam beberapa pekan,” ujar Rachmat Saputra, analis pasar digital dari CryptoVista Indonesia.
Rachmat menambahkan bahwa secara fundamental, Arbitrum masih memiliki posisi kompetitif di sektor scaling solution. Dalam 30 hari terakhir, jaringan ini mencatat lebih dari 70 juta transaksi dengan rata-rata biaya gas di bawah US$0,05 — menjadikannya alternatif murah bagi pengguna Ethereum yang menghindari biaya tinggi di jaringan utama.
Namun, investor tetap diminta waspada terhadap volatilitas jangka pendek. Berdasarkan analisis teknikal, grafik harian ARB menunjukkan pola descending triangle, di mana area support kuat berada di kisaran US$0,75–0,77, sementara resistance terdekat di US$0,85. Jika tekanan jual berlanjut dan menembus support tersebut, harga bisa meluncur hingga ke area US$0,70.
Di sisi lain, pihak Arbitrum Foundation melalui pernyataan resminya menegaskan bahwa jadwal unlock sudah direncanakan sejak awal peluncuran proyek dan menjadi bagian dari komitmen transparansi terhadap investor. Mereka juga menyebut sebagian besar token yang akan dilepas tidak langsung dijual di pasar, melainkan dialokasikan untuk program pengembangan ekosistem, hibah komunitas, serta pendanaan proyek baru di jaringan Arbitrum.
“Kami memahami kekhawatiran investor terhadap volatilitas, tetapi perlu digarisbawahi bahwa token unlock tidak selalu berarti tekanan jual langsung. Sebagian besar penerima berkomitmen mendukung pertumbuhan ekosistem dalam jangka panjang,” tulis pernyataan resmi tersebut.
Meski begitu, pasar tetap bereaksi hati-hati. Para trader tampak menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pergerakan harga menjelang jadwal unlock. Beberapa di antaranya memilih menahan posisi atau melakukan lindung nilai menggunakan kontrak derivatif.
Dengan kondisi pasar kripto global yang juga sedang dalam fase konsolidasi, tekanan pada Arbitrum menambah daftar aset digital yang menghadapi tantangan likuiditas menjelang akhir tahun. Jika volatilitas terus meningkat tanpa dukungan volume beli yang kuat, tidak menutup kemungkinan harga ARB akan tetap bergerak dalam tren menurun hingga pertengahan bulan.
Namun, seperti yang kerap terjadi di dunia kripto, volatilitas ekstrem juga bisa menjadi awal dari pembalikan arah baru. Semua bergantung pada seberapa cepat pasar mampu menyerap suplai tambahan yang akan datang dalam beberapa hari ke depan.

